Kalau ditanya, "Kenapa?" Jawabannya, "Aku hanya ingin." Ya, hari ini, "Aku ingin menuliskan segalanya. Tentangnya, si paling sempurna." Aku lebih suka menganggapnya manusia dalam halusinasiku. Karena bayanganku, atau mungkin hal apapun yang kulihat dari pandanganku terhadapnya terlalu perfect. Si paling-paling. Aku menamainya seperti itu, segala aspek yang ada dalam dirinya terlalu tertata, bahkan ada satu hari di mana aku mengganggapnya sebuah robot atau alien. "Mars atau pluto? Darimana pun kamu berasal, kurasa itu akan cocok-cocok saja. Karena kamu mampu melampaui fantasi siapapun tentang makhluk bernama cowok, Azel." Manusia yang selalu mengalah atas opini orang lain, dan tak pernah menyalahkan apapun pandangan 'seseorang' terhadap 'sesuatu'. Dia menerima, bukan berarti secara harfiah memakan apa saja yang dijulurkan orang-orang. Dia mengoreksi, mengambil yang benar dan membuang yang salah. Dialah yang menanamkan fakta bahwa...