Langsung ke konten utama

Kesulitan Para Penulis dalam Membuat Karya

1. Kesulitan menentukan awal cerita (Opening)

Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menorehkan ide tentang awal cerita yang akan ditulis dari sebuah outline ataupun sinopsis. Terkadang penulis harus mempertimbangkan hal-hal klise yang seharusnya tidak ditulis, karena terlalu sering menjadi opening pada cerita penulis lainnya.

Selain itu, mereka juga perlu memikirkan apakah opening yang telah mereka tentukan telah cukup bagus, unik untuk menarik pembaca, hingga tak keluar di tengah-tengah halaman karya padahal baru membaca beberapa kata. 

Perlu ditekankan ibarat sebuah rumah, opening adalah gerbang yang menjadi penghubung apakah seorang tamu akan masuk ke dalamnya.

2. Sering melupakan 'kata' atau kesusahan menemukan kata yang sempurna untuk menjelaskan suatu kondisi

Setiap orang pasti pernah melupakan hal yang seharusnya diucapkan di waktu yang tepat. Kita berbicara mengenai ingatan tiap orang yang berbeda-beda kapasitasnya. 

Penulis seringkali mengalami hal ini, bisa dibilang sudah menjadi sebuah kebiasaan. Dipengaruhi oleh seringnya mereka bertemu kata demi kata tiap harinya, dan perlahan menyambungnya menjadi sebuah kalimat yang layak.

Saran saya, Tesaurus adalah aplikasi yang pas untuk mencari kalimat yang cenderung sulit 'tuk diingat hanya dengan mengetahui sinonim kata tersebut.

3. Gampang terdikstrasi memulai buku baru, bahkan jika buku lama belum mencapai endingnya

Mungkin hal ini seringkali kita lihat diberbagai platform/aplikasi manapun itu. Ada saja cerita yang sebenarnya menarik, tapi begitu melihat tanggal post karya tersebut terakhir ditulis 10-03-2017. Aneh? Tidak, itu bukanlah hal tabu. 

Ada beberapa kubu penulis yang seringnya berpindah-pindah tempat demi mengejar peluang mendapatkan cuan. Ada pula yang memang tidak sengaja melakukannya, sebuah ide terlintas tiba-tiba dan menurutnya lebih menarik dari yang sedang dikerjakan. Jadi apa yang harus ditunggu?

Namun, dari banyaknya kondisi–yang tidak bisa saya catat secara keseluruhan–mengapa penulis tidak melanjutkan ceritanya, meskipun dalam karya tersebut terdapat kesempatan dapat berkembang lebih daripada itu, ialah "Malas".

4. Terlalu Kritis

Adalah hal yang jelas jika penulis adalah para manusia yang memiliki pemikiran kritis. Namun, jika menilik lebih dalam terkadang pemikiran kritis yang dimiliki para penulis ini cenderung berada di jalur yang salah.

Bukannya digunakan segara bijaksana untuk menyelesaikan cerita yang mereka emban sebagai tanggungjawab–dalam berbangsa dan bernegara–penulis malah terlalu sering overthinking apakah ceritanya akan dibaca, apakah ceritanya akan ramai dan disukai? Padahal ceritanya saja belum selesai ditulis (emot batu).

5. Kesulitan menerjemahkan imajinasi ke dalam narasi

Sedang ngaso sehabis nonton film action, menemukan adegan yang sepertinya akan keren jika dimasukkan ke dalam cerita. Sayangnya malah kebingungan harus mulai dari mana, apakah si A harus ditampol si B dulu ataukah sebaliknya? Seringnya dalam situasi ini penulis kesulitan menemukan kalimat yang tepat dalam keadaan yang sebenarnya terjadi.

Jawabannya, lebih banyak membaca buku, ya! Kamu tak tahu, 'kan di mana bakal menemukan diksi yang pas demi kemajuan kepenulisanmu.

Sebagai penulis yang sangat kamu butuhkan hanyalah; baca, baca, baca.

Have a nice day!
Terima kasih telah membaca hingga akhir.

Gmail: Macchiato7c@gmail.com
WP: @7Macchiato
IG: @7Macchiato
FB: Macchiato

Komentar